CARI DI GOOGLE

Jumat, 31 Agustus 2012

Medan Undercover, Mengungkap Fakta Unik Sang Ibu Kota Sumatera Utara.


Oleh : Muchrizad Icad Tengku, http://www.facebook.com/groups/111646198918799/permalink/345502448866505/
Siapa sih yang gak kenal Medan? Kota terbesar di luar pulau Jawa atau kota terbesar ke-3  setelah Jakarta dan Surabaya. Kalo dengar kota Medan, apa yang anda pikirkan? Batak, Durian,  Jeruk, Keras, Horas, Danau Toba dll.
Nah, kesuksesan Medan ini pun sebenarnya tak lepas dari dukungan daerah di sekitarnya, walau nama daerah itu sering terbaikan, layaknya “Lembu punya Susu, Sapi punya nama”,
Ow, bahkan anda bisa miss communication karena beberapa bahasa Medan, ditekanin ya Bahasa Medan, Bukan Bahasa Batak yang beda dengan bahasa nasional kita, Indonesia.
Nih dia, fakta unik tentang Medan yang mungkin anda belum tau atau bahkan anda selama ini telah terlalu lama keliru.

“Kesalahan terbesar anda memvonis Medan asalnya Orang Batak”

X: Asal dari Mana Mas?
Y: Medan
X: Marga apa bang?
Y: Engg, aku Orang Melayu (atau Orang Jawa, atau orang Minang)

Ini dia, jadi jika seseorang mengaku berasal dari Medan, maka orang akan menanyakan marga atau minimal nanya,”Orang batak ya?”
Datanglah sekali ke Medan kawan, tidak semudah itu menemukan orang Batak disana, dari data BPS, malah Penduduk Medan itu suku Jawanya paling banyak sedikit menyusul Batak , belum lagi Tionghoa, Aceh, Minangkabau, dan bahkan India. Belum juga suku pendatang lainnya, bahkan Medan itu dulunya adalah Tanah Deli, yang dalam artian penduduk asli Medan adalah Suku Melayu. Bisa dibilang Suku Melayu Medan semacam Betawi nya Jakarta. Pasti anda sudah paham dengan maksud saya.
Nah, pertanyaannya mengapa terjadi pradigma seperti di atas?
Menggeneralisir Medan itu dengan batak adalah kesalahan terbesar karena Medan adalah Kota Multikultural dan Penduduk aslinya adalah Melayu. Lihat saja Istana Maimun yang berdiri kokoh di Pusat kota.
Sebenarnya tidak bisa disangkal orang beranggapan Medan dengan Bataknya, karena orang Batak yang sebenarnya berasal dari daerah Tapanuli dan Tanah Karo itu bangsa perantau, mereka banyak sukses di perantauan baik jadi pejabat dan pengusaha, artis, pengacara tentu juga supir angkot. Hehe...
Jika ditanya asal mereka dari mana, maka dengan lantangnya mereka jawab dari Medan, walau bisa saja mereka itu Batak Tembak Langsung, yang bahkan tidak pernah tinggal di kota Medan.
Alasannya apa, karena Medan memang sudah terkenal dan ibu kota. Kedua, biasanya bukan karena mereka malu loh ngaku dari Tapanuli, Balige, Sidempuan, Samosir dan daerah lainnya, tapi untuk menghemat pembicaraan dan menghindari mulut berbusa untuk menjelaskan dimana itu Sidikalang atau Kabanjahe, misalnya. Begitulah sampai menjadi tradisi hingga hanya Medan sendiri yang punya nama dan daerah mereka “Bonapasogit” tidak dikenal. Miris memang.
Oh iya, Asal mula orang Jawa dan Tionghoa terdampar di sini saat Belanda memperkerjakan mereka di Perkebunan di Sumut.
Jadi kawan, Medan itu layaknya Miniatur Indonesia, beragam suku, agama hidup berdampingan dan sangat jarang terjadi pertikaian. Kemarilah, maka anda di satu angkot bisa mendengar orang lagi berbahasa Chinese serasa di Taiwan, berbahasa Batak serasa di Tapanuli, berbahasa Jawa, Padang ataupun Aceh, dan juga bahasa Medan. Gak semua juga orang Medan itu keras, kasar atau apalah, dan jangan terlalu cepat menyimpulkan orang Medan orang batak dari pada anda malu atau tidak enakan jika anda salah.
Oh iya, satu lagi. Kalo udah denger Batak ataupun Medan otomatis orang menduga dia adalah Kristen. Itulah kesalahan terbesar kedua anda. Survey membuktikan sekitar 67% orang Medan adalah Muslim. Gak enak banget kan kalau pas kejadian kita salah duga apalagi masalah yang privasi seperti ini. Mending bertanya daripada memastikan ataupun melayangkan pertanyaan retoris yang "totally wrong".
Nah, ini berimbas ke Batak tadi yang sering digeneralisir dengan Kristen. Oh iya, Batak itu banyak loh sub suku nya kayak Toba, Simalungun, Karo, Pakpak, Sidempuan, Angkola. Tidak seperti Jawa Tengah dan Jawa Timur, walau bahasa sedikit berbeda tapi masih bisa saling mengerti lah, nah kalau orang Batak Toba ngomong dengan Batak Karo, "give up" lah, kaya di Planet Mars aja. Tapi begitulah, mereka sudah terlanjur menamai diri mereka dengan Batak walau kadang pake embel-embel sub suku itu.

X: Aku orang batak loh..
Y: Marga apa?
X: Sinaga
Y: Kalo Sinaga Kristen ya? Kalo Nasution Muslim bukan Kalo Napitupulu..

Nah, ini nih aku yang paling "annoying" banget, menggeneralisir Batak dengan Kristen bahkan mengkastakan marga dengan agama. Marga ya marga, Agama ya agama.
Batak itu bawa lahir, tidak bisa diganggu gugat karena darah Batak sudah mengalir di tubuhnya. Batak Lahir maka Matinya pun Batak. Sedangkan Agama itu hakiki, pilihan Hidup bisa saja lahir dan mati nya seseorang menganut agama yang berbeda..
So dapat dua Poin ya, Medan itu bukan Batak dan Kristen tapi Medan Kota Multikultural.
Makasih.. Lihat lah gedung pemerintahan Medan, ada yang bercorak Melayu, Karo, Batak Toba.. Unik kan......
Oh iya, jalan jalan ke Medan, sampai kiamat anda tidak akan menemukan Jeruk Medan seperti di Jakarta atau daerah lain, Tapi Jeruk Berastagi, Kota Buah asal jeruk, markisa dan terong Belanda. Dan Durian itu asalnya banyak dari Sidikalang maupun Tarutung atau Langkat.. Hahahah
Oh ya, saya tidak bermaksud rasis, SARA atau memojokkan suku atau agama apapun, tapi saya hanya berusaha meng"clear"kan..
Ini Medan Bung!!
Note:
Informasi Penduduk kota Medan:
Berdasarkan Suku:
- Jawa 33,03%
- Batak 14,11%
- Tionghoa 10,65%
- Mandailing 9,36
- Minangkabau 8,6%
- Melayu 6,59%
- Karo 4,10%
- Aceh 2,78%
- Sunda 1,90%
- Lain-lain 3,95%

Berdasarkan Agama:
- Islam (67,83%),
- Protestan (18,13%),
- Buddha (10,4%)
- Katolik (2,89%),
- Hindu (0,68%),
- Lainnya (0,07%)

2 komentar:

  1. kalau ngeaplok karya orang tolong dibuatkan sumbernya ya pak.. biar saya ajarin, ini sumbernya
    http://princeofporsea.blogspot.com/2012/05/medan-undercover-mengungkap-fakta-unik.html

    BalasHapus
  2. Hahaha anggap aja sebagai promo lae napit

    BalasHapus

Tulis Komentar dan Tanggapan anda disini !